Selasa, 30 September 2014

“MENUMBUHKAN MINAT DAN KREATIFITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUAI OUTBOUND DI SMK AN-NASYI’IN KELAS X BUNGBARUH KADUR”



MAKALAH

“MENUMBUHKAN MINAT DAN KREATIFITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUAI OUTBOUND DI SMK AN-NASYI’IN KELAS X BUNGBARUH KADUR”


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliyah Hahasa Indonesia yang dibimbing oleh: Anisa Fajriana Oktasari, S. M.Pd.
KELAS : B
OLEH :
ISBAT                                                (18201201030072)
KHOYRUL UMAM SYARIF         (18201201030095)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2012-2013



KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Assalmu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirobbil alamin segala puja dan puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan beberapa kenikmatan yang berupa Iman, Islam dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “menumbuhkan minat dan kreatifitas siswa dalam pembelajaran bahasa inggris melalui outbound di smk an-nasyi’in kelas x bungbaruh kadur”.
Salawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW. Rasul yang terahir yang telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam ilmiyah yang penuh barakah ini.
Selanjutnya kami mengcapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu yang terhormat Ibu Anisa Fajriana Oktasari S.M.Pd. yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Taklupa kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan makalah ini , begitu juga kami mohon maaf apabila dalam penulisan ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan sehingga saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan.
Billahitaufiq Walhidayah Summassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pamekasan, 23 November 2012

 Penulis,

I
DAFTAR ISI
Kata pengantar ………………………………………………………..      i
Daftar isi ……………………………………………………………….      ii
I Pendahuluan ……….………………………………………………..       1
1.1. Latar belakang ………………………………………….…       1
1.2. Rumusan masalah ………………………………………..         4
1.3. Tujuan penulisan ………………………………………....         4
1.4. Manfaat……………………………………………………        4

II ISI …………………………………………………………………....      5
2.1.    Landasan Teori…………... …………….………………...       5
A.      Teori belajar humanistic …….………………………        8
B.       Teori belajar behavioristik …………………………..        8
C.       Teori belajar kognitif ………………………………..       9
D.      Teori Belajar Konstruktivisme ……………………...        12
1.     Metode pembelajaran yang digunakan dalam outbound. …        14
A.       Metode Praktek Pola-pola Kalimat ……………………       14
B.       Composing method ……………………………….....      15
C.       Metode Percakapan (Conversation Method) .………….      16
D.      Guessing/conecting words method …………………….    17
E.       Metode Membaca (Reading Method)…………………..     18
F.        Describing Things Method …………………………...     19
G.      Metode Latihan (Drill) …………………………….…     19
H.      Metode Alami (Natural Method) ……………………….      21
I.         Metode Pembelajaran Berbasis Masalah …………...        23
2.2.    Penelitian Terdahulu Yang Relefan ……. ….………….…       24
2.3.    Analisis Data ………………………………..…………..…      27
A.      Penerapan Metode Praktek Pola-pola kalimat………….      27
B.       Penerapan composing method dalam bahasa inggris….       28
C.       Penerapan Metode Percakapan …………………………     29
D.      Penerapan guessing/conecting words method …………      30
E.       Penerapan discribing things method…………………       31
III PENUTUP ………………………………………………………….     33
            3.1. kesimpulan ………………………………………………...       33
            3.2. saran …………………………………………………….…       33
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….    34
LAMPIRAN ……………………………………………………………     35


ii





I.      PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mengingat perkembangan teknologi yang sangat canggih di era yang sangat modern ini mau tidak mau generasi muda kita dituntut untuk menguasai bahasa Inggris untuk mengimbangi perubahan zaman yang sangat pesat karena Banyaknya inovasi maupun kreativitas baru dalam menghasilkan fasilitas maupun produk canggih, baik di bidang komunikasi, elektronik, otomotif, robotic, dan lain sebagainya, mayoritas alat-alat atau benda-benda yang tersebut, memakai bahasa inggris.
Kemudian beberapa hal yang paling berpengaruh di era globalisasi sekarang selain dari hal-hal yang telah disebutkan di atas yaitu adanya perkembangan internet yang berkembang pesat, internet atau interconnection networking adalah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung, saat ini fasilitas internet dapat dinikmati bukan hanya di warnet (warung internet) saja, namun layanan ini telah banyak tersedia pada beberapa jenis handphone yang telah menyediakan fitur untuk koneksi internet via mobile, dengan adanya modem mobile internal inilah pengguna handphone dapat langsung  “berinternet ria” via mobile internet di hp mereka dengan lebih fleksibel dan efisien. Selain itu beberapa handphone jenis tertentu dapat digunakan sebagai modem eksternal untuk koneksi internet baik dari notebook, laptop hingga PC anda tanpa mengganggu lalu lintas panggilan dan pesan yang masuk ke hp kita.
Layanan internet atau lazim kita sebut dunia maya ini memberikan banyak manfaat positif bagi guru maupun siswa, di antaranya:
1.    Mudah untuk menemukan maupun mencari informasi yang ingin kita ketahui dalam waktu yang relatif singkat, misalnya pencarian web, gambar, audio, video atau pun file-file dalam format lainnya dengan hanya menuliskan kata kunci pada mesin pencari (search engine) saja; seperti di google, yahoo ataupun bing.
2.    Sebagai sarana publikasi yang efektif dan mendunia, karena informasi yang telah kita publikasikan di internet akan dapat diakses oleh seluruh pengguna internet di seluruh dunia misalnya;
a)      Share tentang pendidikan melalui jejaring sosial facebook, twiter dll,
b)      Sarana publikasi sekolah, blog atau situs pribadi guru dll. Publikasi sekolah dapat menggunakan berbagai situs dari hosting berbayar hingga yang gratis seperti wikipedia, blog ataupun website.
c)      Iklan online, berita online hingga bisnis online.
3.    Penyampaian laporan-laporan sekolah kepada pihak lain, pengiriman surat atau dokumen dalam berbagai format baik word, excel, pdf, photo, mp3, video maupun file-file dalam format lainnya. Pengiriman file ini dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas surat elektronik atau email seperti : gmail atau pun yahoo mail.
4.    Dapat mendownload atau mengambil (mengunduh) file dari internet sekaligus dapat mengupload (mengunggah) file ke internet.
5.    Chating (bercakap-cakap antar pengguna internet yang sedang online) baik dalam bentuk tulisan, isyarat, kode, gambar bahkan melalui video streaming dengan gambar live dan suara layaknya bertemu langsung antar komunikan.
Dan sekali lagi kemajuan teknologi menunntut kita untuk menguasai bahasa inggris karena perkembangan teknologi tersebut mayoritas menggunakan bahasa inggris. Sehingga apabila generasi muda kita tidak mampu menguasai bahasa inggris maka mereka akan hanya jadi penonton dan menjadi saksi kemjuan teknologi tanpa ikut berkreasi dan berinteraksi didalamnya.
Akan tetapi ironisnya generasi muda kita sekarang kebanyakan mengaku tidak begitu suka pada bahasa inggris karena bahasa inggris menurut mereka sangat sulit untuk dipahami sehingga mereka merasa enggan untuk belajar bahasa inggris karena dalam mindset mereka sudah tertoreh hal negative tentang bahasa inggris.
Ternyata ketika kami telusuri penyebab utama dari mereka (yang mengaku bahasa inggris sulit) adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru kurang efektif  bagi siswa, karena kadang metode yang digunakan membuat siswa jenuh dan tambah tidak mengerti dengan pelajaran bahasa inggris sehingga mereka akan kehilangan semangat untuk belajar dan mereka akan merasa malas untuk belajar bahasa inggris, dan ujung-ujungnya mereka akan berkata “bahasa inggris itu sulit atau malas ah tuk belajar bahasa inggris”.
Dan penyebab lain mereka berfikir bahasa inggris itu sulit atau malas belajar bahasa inggris adalah penggunaan metode yang kurang tepat dalam suatu pembelajaran atau kesalahan cara dalam menerapankan suatu metode. Bukan Cuma itu ketika kami terjun lngsung kelapangan ada satu yang juga mereka sampaikan yaitu kurang sabarnya guru dalam memberikan bimbingan pada siswanya sehingga para guru sering marah-marah pada siswa-siswinya yang agak bandel. sehingga mental mereka menjadi down dan enggan belajar bahsa inggris. Itulah pengakuan dari mayoritas siswa.
Seharusnya sebagai guru atau pembimbing yang baik dan mempunyai banyak pengalaman, kita harus menerapkan metode pembelajaran yang tepat, dan mempunya banyak pengalaman tentang penerapan/penggunaan metode pembelajaran. sebab jika guru atau pembimbing salah dalam menerapkan metode pembelajaran, pembimbingan maupun pengarahan pada anak tersebut, maka bukan tidak mungkin perubahan positif yang diharapkan akan sulit direalisasikan.
Hal ini terjadi akibat tuntutan zaman yang semakin maju pesat dan kurangnya minat anak didik kita dalam belajar, kita pun dituntut untuk menerapkan metode maupun teknik pembelajaran yang terus berkembang pula.
Saat ini metode pembelajaran yang menyenangkan, aktif, kreatif dan inovatif pulalah yang tepat untuk anak didik kita, selain sebagai upaya dalam mengatasi berbagai problematika siswa tadi sekaligus sebagai metode dan teknik baru dalam memperkaya khasanah keilmuan khususnya dalam aspek pembelajaran yang berusaha menjadikan suasana pembelajaran yang edukatif yang positif, efektif (berhasil guna) serta aplikatif.
Karena tugas utama seorang pembimbing atau guru adalah untuk memudahkan pembelajaran para pelajar. Untuk memenuhi tugas ini, pembimbing atau guru bukan saja harus dapat menyediakan suasana pembelajaran yang menarik dan harmonis, tetapi mereka juga menciptakan pengajaran yang berkesan. Ini bermakna guru perlu mewujudkan suasana pembelajaran yang dapat meransang minat pelajar di samping sentiasa memikirkan kebajikan dan keperluan pelajar, agar anak didik atau siswa tidak lagi merasa jenuh dengan pelajaran atau materi yang kita sampaikan, khususnya dalam bahsa inggris. Sehingga kita bisa menjadi generasi yang selalu terdepan dalam berbagai hal. Karena apabilakondisi siswa-siswi yang berantakan seperti ini dibiarkan terus maka bangsa kita yakni bangsa Indonesia akan segera menjadi Negara yang tertinggal karena siswa-siswinya tidak mau lagi belajar bahasa inggris. Kondisi generasi yang seperti ini membuat kami prihatin untuk menulis makalah ini.
1.2.  Rumusan masalah
a.       Bagaimana cara meningkatkan minat dan keatifitas siswa-siwi dalam belajar bahasa inggris melalui out bound?
b.      Metode-metode apa saja yang efektif untuk meningkatkan kreatifitas, minat dan semangat siswa-siwi dalam belajar bahasa inggris melalui out bound?
c.       Bagaimana pengaruh pembelajaran melalui outbound terhadap minat, semangat serta kemampuan siswa dalam bahsa inggris di SMK Nahdatun Nasyi’in kelas x bungbaruh kadur?
1.3.   Tujuan
a.       Untuk membangun semangat, minat dan kreatifitas siswa-siwi dalam belajar bahasa inggris.
b.      Dan juga untuk mengenalkan metode-metode yang sangat menyenangkan dalam belajar bahasa inggris pada siswa-siwi sehingga merka kembali bersemangat dan tidak jenuh lagi terhadap pelajaran bahsa inggris.
c.       Untuk meningkatkan kemampuan bahasa inggris siswa/anak didik.
1.4. Manfaat
a.       Kita akan kembali bersemangat dalam belajar bahasa inggris.
b.      Kita bisa mendapatkan gaya pembelajaran baru yang menyenangkan dan tidak membosankan.
c.       Membuat kita lebih barsemangat, aktif dan lebih kreatif dalam belajar, serta bisa mengasah otak kita agar lebih peka, cerdas dan lebih imajinatif.
d.      Akan membantu kita untuk meningkatkan kemampuan siswa/anak didik kita dalam bahasa inggris.





II. ISI
2.1. Landasan Teori
Sebagai seorang guru dipastikan kita sering menjumpai berbagai fenomena nyata khususnya pada keadaan peserta didik kita baik dalam hal kerajinan, kedisiplinan, etika, semangat dan minat belajar mereka. Dari berbagai fenomena yang kompleks tersebut, seorang guru pun dituntut memiliki metode pembelajaran yang kompleks pula, kompleks dalam arti memiliki banyak cara, banyak inisiatif, banyak alternatif yang bersifat kreatif dan inovatif, selain itu seorang guru harus banyak bersabar  pada muridnya untuk mengulang materi, menjelaskan ulang, membimbing mereka, sehingga mereka nantinya selain menjadi manusia yang berkualitas mereka juga mempunyai karakter yang baik, matang serta stabil.
Terlebih lagi pada era globalisasi seperti sekarang ini guru harus banyak belajar untuk selalu mengembangkan kemampuannya dalam upaya meningkatkan kualitas maupun efektifitas pembelajaran, peningkatan SDM guru ini perlu terus-menerus dilakukan akibat dampak dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang cepat ini.
Teknik mengajar yang baik dan benar bagi seorang guru merupakan hal yang sangat vital dalam menentukan efektif tidaknya sebuah pembelajaran. Alhasil seorang guru harus selalu berevolusi, dinamis dan terbuka dalam menerima hal yang baru, bukan hanya aktif dalam mengembangkan kemampuannya, namun juga proaktif dalam menyikapi setiap fenomena yang cenderung fluktuatif dan dinamis khususnya dalam dunia pendidikan sekarang ini, usaha untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalitas guru tersebut dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan, diantaranya mengikuti kegiatan-kegiatan maupun program-program yang berkaitan dengan pengembangan diri secara umum hingga pengembangan terkhusus yang berkaitan dengan peningkatan profesionalitas kinerja guru, misalnya dengan mengikuti seminar-seminar pendidikan, KKG, MGMP, browsing di internet dan sebagainya.
Dalam sesi pembelajaran, guru atau pembimbing kerap berhadapan dengan pelajar yang berbeda dari segi kebolehan mereka. Hal ini memerlukan kepakaran guru dalam menentukan strategi pengajaran dan pembelajaran. Ini bermakna, guru boleh menentukan pendekatan, memilih kaedah dan menetapkan teknik-teknik tertentu yang sesuai dengan perkembangan dan kebolehan pelajar. Strategi yang dipilih itu, selain berpotensi memeransangkan pelajar belajar secara aktif, ia juga harus mampu membantu menganalisis konsep atau idea dan berupaya menarik hati pelajar serta dapat menghasilkan pembelajaran yang bermakna.
Perlunya guru menarik perhatian pelajar dalam sesuatu pengajaran, aktivitas-aktivitas yang dipilih hendaklah yang menarik dan mempunyai potensi yang tinggi untuk membolehkan isi pelajaran dan konsep-konsep yang diterjemahkan secara jelas. Aktiviti harus boleh mempengaruhi intelek, emosi dan minat pelajar secara berkesan.
Dalam merancang persediaan mengajar, aktivitas-aktivitas yang dipilih perlu mempunyai urutan yang baik. Ia perlu diselaraskan dengan isi, kemahiran dan objektif pengajaran. Lazimnya aktivitas yang dipilih itu adalah gerak kerja yang mampu memberi pengaruh penuh  terhadap perhatian, berupaya meningkatkan kesan terhadap intelek, ingatan, emosi, minat dan kecenderungan serta mampu membantu guru untuk menjelaskan pengajarannya.
Dalam merancang aktivitas mengajar yang berkesan dan bermakna kepada para pelajar, guru haruslah memikirkan terlebih dahulu tentang kaedah dan teknik yang akan digunakan. Pemilihan strategi secara bijaksana mampu menjamin kelicinan serta keberkesanan penyampaian sesuatu subjek atau modul.
Di antara kaedah dan teknik yang boleh digunakan oleh guru ialah :
1)       Kaedah sumbang saran
2)       Kaedah tunjuk cara (demonstrasi)
3)       Simulasi atau kaedah pengajaran kumpulan
4)       Kaedah perbincangan atau kaedah penyelesaian masalah
5)       Kaedah oudioligual
6)       Kaedah kodkognetif
7)       Kaedah projek
Penggunaan kaedah dan teknik yang benar akan menjadikan sesuatu pengajaran itu menarik dan akan memberi ruang untuk membolehkan pelajar terlibat secara aktif dan giat sepanjang sesi pengajaran tanpa merasa jemu dan bosan. Dalam pengajaran dan pembelajaran, terdapat beberapa kaedah dan teknik yang berkesan boleh digunakan oleh guru. Oleh yang demikian pemilihan terhap kaedah dan teknik pelulah dilakukan secara berhati-hati supaya cara-cara ini tidak menghalangi guru untuk melaksanakan proses pembentukan konsep-konsep secara mudah dan berkesan. Kaedah projek yang diasaskan oleh John Deney misalnya, menggalakkan pelajar mempelajari sesuatu melalui pengalaman, permerhatian dan percubaan. Pelajar merasa seronok menjalankan ujikaji aktivitas lain yang dilakukan dalam situasi sebenar dan bermakna. Biasanya kaedah ini memberi peluang kepada pelajar menggunakan kemudahan alat-alat mereka untuk membuat pengamatan dan penanggapan secara berkesan. Dari segi penggunaan teknik pula, guru boleh menggunakan apa teknik saja yang difikirkan, seperti: ada teknik menerang, teknik mengkaji, teknik penyelesaian mudah, teknik bercerita dan teknik perbincangan. Penggunaan contoh-contoh adalah sebagai asas dalam pengajaran dan pembelajaran. Hal ini kerana ia dapat melahirkan pemikiran yang jelas dan berkesan. Biasanya seorang guru menerangkan idea-idea yang komplek kepada sekumpulan pelajar, guru itu dikehendaki memberi contoh-contoh dan ilustrasi. Idea yang abstrak dan konsep-konsep yang baru dan susah, lebih mudah difahami apabila guru menggunakan contoh-contoh dengan ilustrasi yang mudah dan konkrit. Misalnya, dalam bentuk lisan yaitu dengan mengemukakan analogi, bercerita, mengemukakan metafora dan sebagainya. Contoh-contoh boleh juga ditunjukkan dalam bentuk visual, lakaran, ilustrasi dan lain-lain.
Alasan mengapa seorang guru harus menguasai teori-teori belajar:
1.      Teori belajar akan sangat membantu guru, supaya memiliki kedewasaan dan kewibawaan dalam hal mengajar, mempelajari muridnya, menggunakan prinsip-prinsip psikologi maupun dalam hal menilai cara mengajarnya sendiri. Dengan demikian, tujuan mempelajari psikologi belajar adalah:
2.      Untuk membantu para guru, agar menjadi lebih bijaksana dalam usahanya membimbing murid dalam proses pertumbuhan belajar.
3.      Agar para guru memiliki dasar-dasar yang luas dalam hal mendidik, sehingga murid bisa bertambah baik dalam cara belajamya.
4.      Agar para guru dapat menciptakan suatu sistem pendidikan yang efisien dan efektif dengan jalan mempelajari, menganalisis tingkah laku murid dalam proses pendidikan untuk kemudian mengarahkan proses-proses pendidikan yang berlangsung, guna meningkatkan ke arah yang lebih baik.
5.      Seorang guru dikatakan kompeten bila ia memiliki khasanah cara penyampaian yang kaya, memiliki pula kriteria yang dapat dipergunakan untuk memilih cara-cara yang tepat di dalam menyajikan pengalaman belajar mengajar, sesuai dengan materi yang akan disampaiakan. Kesemuanya itu hanya akan diperoleh jika guru menguasai teori-teori belajar.
Dan berikut ini adalah beberapa teori pembeljaran yang bisa kita terapkan dalam pembelajaran di antaranya:
A.    Teori Belajar Humanistik
Abraham Maslow dan Carl Rogers termasuk kedalam tokoh kunci humanisme. Tujuan utama dari humanisme dapat dijabarkan sebagai perkembangan dari aktualisasi diri manusia autonomous. Dalam humanisme, belajar adalah proses yang berpusat pada pelajar dan dipersonalisasikan, dan peran pendidik adalah sebagai seorang fasilitator.
Afeksi dan kebutuhan kognitif adalah kuncinya, dan goalnya adalah untuk membangun manusia yang dapat mengaktualisasikan diri dalam lingkungan yang kooperatif dan suportif. Dijelaskan juga bahwa pada hakikatnya setiap manusia adalah unik, memiliki potensi individual dan dorongan internal untuk berkembang dan menentukan perilakunya. Kerana itu dalam kaitannya maka setiap diri manusia adalah bebas dan memiliki kecenderungan untuk tumbuh dan berkembang mencapai aktualisasi diri.
B.   Teori Belajar Behavioristik
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-respon, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Teori belajar behavioristik menjelaskan bahwa belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon).
Ciri-Ciri Teori Behavioristik
1)       Mementingkan faktor lingkungan
2)       Menekankan pada faktor bagian
3)       Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif
4)       Sifatnya mekanis
5)       Mementingkan masa lalu
C.    Teori Belajar Kognitif
Sebenarnya teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana sebuah informasi diproses.[1]
Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda Bruner menitikberatkan pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.sedangkan Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar, Ausubel berpendapat bahwa guru harus dapat mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar yang bermakna. Sama seperti Bruner dan Gagne, Ausubel beranggapan bahwa aktivitas belajar siswa, terutama mereka yang berada di tingkat pendidikan dasar- akan bermanfaat kalau mereka banyak dilibatkan dalam kegiatan langsung. Namun untuk siswa pada tingkat pendidikan lebih tinggi, maka kegiatan langsung akan menyita banyak waktu. Untuk mereka, menurut Ausubel, lebih efektif kalau guru menggunakan penjelasan, peta konsep, demonstrasi, diagram, dan ilustrasi.[2]
Proses pembelajaran strategi kognitif merupakan proses reflection in action. Sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), guru memiliki posisi yang menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru ialah merancang, mengelola dan mengevaluasi pembelajaran (Gagne, 1974). Ausubel (1968) mengatakan bahwa guru bertugas mengalihkan seperangkat pengetahuan yang terorganisasikan sehingga pengetahuan tersebut menjadi bagian dari sistem pengetahuan siswa. Sejalan dengan itu, Kurikulum { KTSP } menegaskan bahwa kedudukan guru dalam kegiatan belajar mengajar sangat strategis dan menentukan. Strategis karena guru akan menentukan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Menentukan karena gurulah yang memilah dan memilih bahan pelajaran yang akan disajikan kepada peserta didik. Salah satu faktor yang mempengaruhi guru dalam upaya memperluas dan memperdalam materi ialah rancangan pembelajaran yang efektif, efisien, menarik dan hasil pembelajaran yang bermutu tinggi dapat dilakukan dicapai oleh setiap guru.
Menurut Snelbecker (1983 : 465), CDT (Center for the Development of Teaching) merupakan model preskripsi pembelajaran yang paling lengkap yang memperhitungkan teori pembelajaran behavioristik, teori pembelajaran humanistik dan teori pembelajaran kognitif.
CDT juga memerhatikan fungsi kegiatan mental yang berhubungan dengan proses belajar yang diadopsi dari pandangan neo-behaviorist, agar tercapai suatu proses belajar (internal condition) diperlukan situasi belajar (external condition) tertentu sesuai dengan unjuk kerja belajar. Asumsi ini kemudian digunakan oleh CDT dalam penetapan tujuan belajar.
Konsep yang diajukan teori pembelajaran humanistik terhadap individu siswa juga diadaptasi oleh CDT untuk mempreskripsikan cara membelajarkan siswa. Menurut Rogers (1983) dalam melaksanakan tugasnya di kelas, guru harus mampu memfasilitasi tumbuhnya kemamuan belajar siswa melalui motivasi. Begitu pula Maslow (1971), sebagai seorang tokoh psikologi humanistik, menentukan perlunya pemberian motivasi bagi tumbuhnya semangat belajar siswa. Pendapat dan prinsip-prinsip pemberian motivasi dari dua tokoh psikologi humanistik ini digunakan oleh CDT dalam merancang strategi penyajian Keungulan CDT secara teoretis juga dibuktikan lewat berbagai penelitian. Hasil-hasil penelitian Merrill dan Tennyson (1982), Suhardjono (1990), dan Tugur (1991), semuanya menunjukkan bahwa CDT memiliki keunggulan dalam meningkatkan perolehan belajar pada performansi mengingat, menggunakan, dan mengembangkan, baik untuk tipe isi pelajaran yang berupa fakta, konsep, prosedur, maupun prinsip.
Asumsi Umum Tentang Teori Belajar Kognitif
Asumsi
Penjelasan
Pembelajaran sekarang berasal dari proses Pembelajaran sebelumnya
Siswa memiliki latar belakang dan motivasi yang berbeda sehingga mereka mengkonstruksi satu hal yang sama secara berbeda.
Pembelajaran melibatkan proses informasi
Ini merupakan proses aktif yang mengacu pada pengetahuan siswa
Pemaknaan hubungan
Pemaknaan dikonstruksi dari pengalaman yang merupakan refleksi hubungan antara proses pembelajaran sebelumnya dengan yang baru.
Kegiatan belajar mengajar menekankan pada hubungan dan strategi
Penekananya pada kebermaknaan yang tujuanya membantu siswa belajar bagaimana cara belajar.




D.  Teori Belajar Konstruktivisme
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran kontekstual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari ide dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih paham dan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
Ciri-ciri teori Konstruktivisme
a)       Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.
b)       Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar.
c)       Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah
d)       Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar.
Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaanSelain itu yang paling penting adalah guru tidak boleh hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa . siswa harus membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri. Seorang guru dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan tangga kepada siswa yang mana tangga itu nantinya dimaksudkan dapat membantu mereka mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi , tetapi harus diupayakan agar siswa itu sendiri yang memanjatnya. Aplikasi dan Implikasi dalam Pembelajaran.
Setiap guru akan atau pernah mengalami bahwa suatu materi telah dibahas dengan jelas-jelasnya namun masih ada sebagian siswa yang belum mengerti ataupun tidak mengerti materi yang diajarkan sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa seorang guru dapat mengajar suatu materi kepada sisiwa dengan baik, namun seluruh atau sebagian siswanya tidak belajar sama sekali. Usaha keras seorang guru dalam mengajar tidak harus diikuti dengan hasil yang baik pada siswanya. Karena, hanya dengan usaha yangkeras para sisiwa sedirilah para siswa akan betul-betul memahami suatu materi yang diajarkan.
Tugas setiap guru dalam memfasilitasi siswanya, sehingga pengetahuan materi yang dibangun atau dikonstruksi para siswa sendirisan bukan ditanamkan oleh guru. Para siswa harus dapat secara aktif mengasimilasikan dan mengakomodasi pengalaman baru kedalam kerangka kognitifnya
Untuk mengajar dengan baik, guru harus memahami model-model mental yang digunakan para siswa untuk mengenal dunia mereka dan penalaran yang dikembangkandan yang dibuat para sisiwa untuk mendukung model-model itu.
Siswa perlu mengkonstruksi pemahaman yang mereka sendiri untuk masing-masing konsep materi sehingga guru dalam mengajar bukannya “menguliahi”, menerangkan atau upaya-upaya sejenis untuk memindahkan pengetahuan pada siswa tetapi menciptakan situasi bagi siswa yang membantu perkembangan mereka membuat konstruksi-konstruksi mental yang diperlukan.
Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadisituasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik.
Latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai dengan dirinya. Guru hanya sebagai fasilitator, mediator, dan teman yang membuat situasi kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik. Kelebihan dan Kekurangan Konstruktivisme.
A.    Kelebihan
Murid berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari ide dan membuat keputusan. Faham kerana murid terlibat secara langsung dalam mebinaan pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi. Selian itu murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
Kemahiran sosial diperoleh apabila berinteraksi dengan rekan dan guru dalam membina pengetahuan baru; Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri; Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengejukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya; Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap; Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri; Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.
B.     Kelemahan
Dalam bahasan kekurangan atau kelemahan ini mungkin bisa kita lihat dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang begitu mendukung; siswa berbeda persepsi satu dengan yang lainnya.
            Dalam hal ini kami akan mencoba mengkombinasikan semua teori-teori diatas dengan metode-metode pembelajaran yang efektif melalui outbound.
Adapun Metode yang bisa kita gunakan dalam pembelajaran bahasa inggris (ketika dalam program outbound) mulai dari metode untuk tingkat pemula sampai tingkat pengembngan akan kami uraikan senagai berikut.
A. Metode Untuk Tngkat Pemula
1)   Metode Praktek Pola-pola Kalimat (Pattern-Practice Method)
Penerapan terpenting metode ini ialah dengan melatih murid-murid secara praktek langsung mengucapkan pola-pola kalimat yang sudah tersusun baik oleh guru/pembimbing.
Jadi pola-pola kalimat yang mengandung arti, telah lebih dulu disediakan atau disusun secara serasi dari yang mudah, secara berangsung-angsur sampai sulit; dan bahan perbendaharaan kata-kata yang sederhana sampai yang rumit. Murid-murid memang harus aktif mengucapkan, melakukan sampai menjadi kebiasaan, sehingga menghayati pola-pola kalimat tersebut sampai membudaya.
Semestinya guru itu adalah seorang Bilingual (yang mengusai dua bahasa atau lebih sampai dihayati), yakni bahasa asing yang diajarkan dan bahasa Indonesia, dengan kemampuan yang sebenar-benarnya. Pertama-tama guru membanding-bandingkan kedua bahasa, misalnya bahasa Arab dengan bahasa Indonesia, tentang kata-kata yang sama, cara-cara pengucapan sistem tata bahasa, arti, bunyi dan seterusnya dan memberi penjelasan-penjelasan. Dari bahasa dwi-bahasa (bilingual) diuraikan dan dipilih pola-pola kalimat dengan bunyi-bunyi tertentu untuk mater drill atau bahan-bahan latihan yang intensif.
Susunlah pola-pola kalimat yang baik, dan ditambah terus perbendaharaan kata-kata, sehingga menggarkan sesuatu situasi atau cerita. Latihlah secara berulang-ulang dan sampai setiap siswa mendapat giliran. Para siswa dilatih mengucapkan pola-pola kalimat sampai benar-benar memahami dan menghayati arti/maksudnya serta hafal-lancar tanpa berpikir-pikir menyusun kalimat sendiri.
Setelah itu murid-murid perlu dilatih pula Listening untuk mencapai kepekaan pendengaran (Listening, dll[3]).
Seterusnya latihan-latihan speaking (speaking drill) untuk kelancaran berbicara, reading drill untuk mencapai bacaan-bacaan yang betul, dan Writing Drill yakni latihan-latihan menulis secara benar, menghindarkan salah-salah di dalam menulis ejaan atau huruf. Latihan-latihan listening, speaking, reading and writing ini amat diperlukan mengiringi pada hampir semua macam metode mengajar bahasa asing, khususnya bahasa Inggris dan Arab.
Metode ini seperti yang dipraktekkan pada buku-buku pelajaran bahasa Inggris antara lain English 900, English 901 dan sebagainya dan dianggap sebagai yang paling sesuai dengan alamiah pengajaran bahasa asing.
2)        Composing method
Adalah sebuah metode yang berfungsi untuk mengasah kemampuan mengingat kosakata yang telah mereka hafalkan serta membantu mereka dalam mengingat gramatikal yang pernah mereka pelajari dengan cara mengarang. Bukan hanya itu saja metode ini juga membantu daya ingat, konsentrasi dan imajinasi anak.
Dalam metode ini anak atau siswa diajak untuk jalan-jalan atau belajar disekitar kelas atau sekolah (seperti ketika mereka mengikuti outbound) sehingga siswa bisa mendapatkan suasana baru yang semakin membuat mereka bersemangat dalam belajar hususnya bahasa inggris sehingga mereka tidak lagi jenuh dan bosan dengan pelajaran. Dan ketika mereka berada di luar kelas, mereka akan diberi tugas untuk mengarang hal-hal yang ada disekeliling mereka tentunya menggunakan bahasa inggris, seperti: tumbuhan sampah dan lain sebagainya. Dan secara tidak langsung ketika anak diberi tugas untuk mengarang mereka akan menggunakan otak mereka untuk mengingat kosakata dan gramatikal yang pernah mereka pelajari, sehingga kemampuan anak atau siswa  khususnya daya ingat, konsentrasi dan imajinasi mereka akan terasah dan terlatih.
3)   Metode Percakapan (Conversation Method)
Yaitu mengajarkan bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Arab atau bahasa-bahasa lainnya yang cara langsung mengajak murid-murid bercakap-cakap/berbicara di dalam bahasa asing yang sedang diajarkan ini. Tentunya dimulai dengan kata-kata atau kalimat-kalimat atau ungkapan-ungkapan yang biasa berlaku pada kegiatan-kegiatan sehari-hari, seperti : Good Morning, How are you? What are you doing? Can you speak English? Dan sebagainya; atau kalimat-kalimat, percakapan di dalam kelas di sekitar sekolah, dirumah di kantor dan sebagainya; semakin lama semakin meluas dan beragam.
Yang namanya berbahasa itu ialah berbicara (sebagai fungsi pokok bahasa); peran kedua barulah membaca/memahami tulisan atau buku.
Jadi fungsi utama belajar bahasa asing itu ialah kemampuan berbahasa aktif, berkomunikasi lisan atau bercakap-cakap. Itulah tujuan utama atau target pokok mempelajari bahasa asing, disusul dengan kemampuan membaca dan memahami atau penguasaan pasif.
Oleh karena itu, metode utama dan pertama di dalam kegiatan belajar mengajar bahasa asing itu semestinya adalah Metode Percakapan (Conversation Method). Metode ini disejalankan dengan Direct Method dan Natural Method, yang pelaksanaanya dengan menerapkan fungsi dan prinsip-prinsip ketentuan dari tiap-tiap metode ini.
Di negara-negara maju seperti AS dan Eropa, orang menerapkan ketiga methode ini sebagai praktek utama ditambah lagi dengan alat peraga/audio visual aids yang mencukupi dan serasi sehingga dalam waktu satu semester telah mampu mengunjungi negara dari bahasa bangsa yang dipelajari, belajar dan praktek selama 1 tahun telah langsung mampu menulis disertai di dalam bahasa asing tersebut.
Jadi disamping metodenya yang serasi, medianya dan buku-buku yang lengkap, gurunya punya kepabelitas tinggi, muridnya pun perlu bersungguh-sungguh belajar serta cerdas. Tanpa keempat syarat tersebut terpenuhi maka orang bertahun-tahun bahkan belasan tahun belajar bahasa asing.
4)    Guessing/conecting words method (menebak/menyambung kata)
Adalah metode permainan menyambung kata yang sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bahasa inggris. Metode ini digunakan untuk mengasah kemampuan otak dan ingatan anak terhadap kosakata-kosakata yang telah mereka hafalkan.
Metode ini berfungsi untuk meningkatkan semangat anak untuk belajar bahasa inggris serta berfungsi untuk meningkatkan kemampuan anak khususnya dalam kepekaan, kekuatan mengingat dan kerespekan anak dalam menebak/menyebutkan kata tersebut.
Untuk menerapkan metode ini sanagt mudah yang perlu kita lakukan adalah:
1.      Menyuruh anak untuk membentuk bangku yang biasanya berbentuk barisan lurus, agar dirubah menjadi barusan berbentuk huruf U. agar semua anak bisa melihat satu sama lain.
2.      Beriakan peratuaran/aturan mainnya. Dan aturan mainya adalah:
a)      Tidak boleh menyebutkan kata yang telah disebut sebelumnya.
b)      Batas waktu untuk menjawab 5-6 detik.
c)      Yang tidak bisa menjawab dalam 5-6 detik akan diberihukuman berupa “menyanyi lagu bahasa inggris” sambil menghibur teman-temannya.
Metode ini dangat mudah diperaktekan dan diterapkan karena aturannya sangat sederhana. Ketika kita sudah menyebutkan dan member arahan untuk peraturan dari permainan ini. Sekarang tinggal kita realisasikan, caranya
Sang guru memberikan satu kata apa saja yang guru mau. Misalnya “BOOK” maka kata ini kita berikan pada siswa yang ada di barisan ujung, yang telah kita bentuk barisannya menyerupai huruf U. kemudian tugas anak yang telah menerima kata itu pertama kali, harus menyebutkan satu kata tapi dengan syarat huruf awalnya harus sama dengan huruf ahir yang disebutkan oleh guru tadi.
Misalnya tadi guru menyebut kata “BOOK” karena huruf ahir dari kata BOOK adalah huruf K maka anak yang tadi harus mencari/menyebutkan satu kata yang berawalan K contoh KING dan anak berikutnya juga harus menyebutkan/ mencari kata yang berawalan huruf G karena huruf ahir kata KING adalah G, dan begitu seterusnya. Tapi dalam hal ini para siswa diberi batasan waktu 5-6 detik untuk menjawab/menyebutkan kata sesuai dengan syarat atau ketentuan sekaligus untuk menguji kekuatan ingatan mereka.
5)   Metode Membaca (Reading Method)
Metode membaca (Reading Method) yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dulu mengutamakan membaca, yakni guru mula-mula membacakan topik-topik bacaan, kemudian diikuti oleh siswa anak didik. Tapi kadang-kadang guru dapat menunjuk langsung anak didik untuk membacakan pelajaran tertentu lebih dulu, dan tentu siswa lain memperhatikan dan mengikutinya.
Teknik metode membaca (Reading Method) ini dapat dilakukan dengan cara guru langsung membacakan materi pelajaran dan siswa disuruh memperhatikan/ mendengarkan bacaan-bacaan gurunya dengan baik, setelah itu guru menunjuk salah satu di antara siswa untuk membacakannya, dengan jalan berganti-ganti (bergiliran).
Setelah masing-masing siswa mendapat giliran membaca, maka guru mengulangi bacaan itu sekali lagi dengan diikuti oleh semua siswa hal ini terutama pada tingkat-tingkat pertama; lalu kemudian guru mencatatkan kata-kata sulit atau baru yang belum diketahui siswa di papan tulis untuk dicatat di buku catatan untuk memperkaya perbendaharaan kata-kata dan begitulah selanjutnya, hingga selesai topik-topik yang telah ditetapkan/ditentukan.
Dengan reading Siswa dapat dengan lancar membaca dan memahami bacaan-bacaan berbahasa asing dengan fasih dan benar. Siswa dapat menggunakan intonasi bacaan bahasa asing sesuai dengan kaidah membaca yang benar. Tentu saja dengan pelajaranmembaca tersebut siswa diharapkan mampu pula menerjemahkan kata-kata atau memahami kalimat-kalimat bahasa asing yang diajarkan, dengan demikian pengetahuan dan penguasaan bahasa anak menjadi utuh.
6)      Describing Things Method
Metode ini adalah metode yang insyaallah mampu untuk mengasah imajinasi, kepekaan otak, kemampuan speaking dan kekreatifan dalam berfikir dan mengolah kata yang dimiliki oleh siswa dengan cara menggambarkan suatu benda oleh satu siswa kepada siswa atau teman-teman lainnya agar teman-temannya bisa menebak benda yang sedang digambarkan oleh seorang siswa tersebut.
Dan untuk membuat metode ini semakin membuat anak bersemangat alangkah baiknya jika kita merealisasikan metode ini dalam bentuk lomba dengan membentuk grup-grup kecil, sehingga semangat anak akan bertambah. karena ketika mereka bertanding untuk memperjuangkan grup mereka masing-msing secara tidak langsung akan membangkitkan semangat dan kegigihan siswa untuk membuat grup mereka untuk menjadi Pemenang. Dan disaat itulah merka akan mengeluarkan semua potensi yang ada dalam diri mereka. Dan disaat itu pula kita akan mengetahui dan menemukan potensi mereka yang terpendam. Dan ketika lomaba describing berlangsung, tanpa sadar mereka akan bersemangat dan berfiqir keras untuk menemukan jalan atau ide agar grup mereka bisa menang.
Dan tanpa mereka sadari mereka telah belajar dengan penuh semangat dan menikmati pelajaran bahsa inggris dengan gembira. selain itu metode discribing ini juga bisa melatih mental siswa agar menjadi mental yang kuat dan berani.
7)  Metode Latihan (Drill)
Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memeperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk berpiki, maka hendaknya guru/pengajar memperhatikan tingkat kewajaran dari metode Drill.
1.   Latihan, wajar digunakan untuk hal-hal yang bersifat motorik, seperti menulis, permainan, pembuatan, dan lain-lain.
2.   Untuk melatih kecakapan mental, misalnya perhitungan penggunaan rumus-rumus, dan lain-lain.
3.   Untuk melatih hubungan, tanggapan, seperti penggunaan bahasa, grafik, simbul peta, dan lain-lain.
Prinsip dan petunjuk menggunakan metode Drill.
1.   Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.
2.   Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, mula-mula kurang berhasil, lalu diadakan perbaikan untuk kemudian bisa lebih sempurna.
3.   Latihan tidak perlu lama asal sering dilaksanakan.
4.   Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa.
5.   Proseslatihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang essensial dan berguna.
Disamping itu kita juga bisa menggunakan model pembelajaran kooperatif.
Menurut Kagan (1994) pembelajaran kooperatif adalah strategi pengajaran yang sukses di mana tim kecil, masing-masing dengan siswa dari tingkat kemampuan yang berbeda, menggunakan berbagai aktivitas belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang suatu subjek. Setiap anggota tim bertanggung jawab tidak hanya untuk belajar apa yang diajarkan tetapi juga untuk membantu rekan belajar, sehingga menciptakan suasana prestasi bersama-sama.
Pembelajaran kooperatif di desain sebagai pola pembelajaran yang dibangun oleh lima elemen penting sebagai prasyarat, sebagai berikut:
1)   Saling ketergantungan secara positif  (Positive Interdependence).  Bahwasanya setiap anggota tim saling membutuhkan untuk sukses.
2)   Interaksi langsung  (Face-to-Face Interaction). Memberikan kesempatan kepada siswa secara individual untuk saling membantu dalam memecahkan masalah, memberikan umpan balik yang diperlukan antar anggota untuk semua individu, dan mewujudkan rasa hormat, perhatian, dan dorongan di antara individu-individu sehinga mereka termotivasi untuk terus bekerja pada tugas yang dihadapi.
3)   Tanggung jawab individu dan kelompok (Individual & Group Accountability). Bahwasanya tujuan belajar bersama adalah untuk menguatkan kemampuan akademis siswa, sehingga kontribusi siswa harus adil.
4)   Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil (Interpersonal & small-Group Skills). Asumsi bahwa siswa akan secara aktif mendengarkan, menjadi hormat dan perhatian, berkomunikasi secara efektif, dan dapat dipercaya tidak selalu benar.. Keterampilan sosial harus mengajarkan kepemimpinan, pengambilan keputusan, membangun kepercayaan, komunikasi, keterampilan manajemen konflik.
5)   Proses kerja kelompok (group processing). Proses kerja kelompok memberikan umpan balik kepada anggota kelompok tentang partisipasi mereka, memberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan pembelajaran kolaboratif anggota, membantu untuk mempertahankan hubungan kerja yang baik antara anggota, dan menyediakan sarana untuk merayakan keberhasilan kelompok. 
Metode dalam pembelajaran kooperatif:
1.   Metode Student Achievement Divisions (STAD)
2.   Metode Jigsaw
3.   Metode Group Investigation (GI)
4.   Metode Struktural

v            Metode untuk tingkat pengembangan
8)      Metode Alami (Natural Method)
Metode alami (Natural Method) disebut demikian karena dalam proses belajar, siswa dibawa ke alam seperti halnya pelajaran bahasa ibu sendiri.
Dalam pelaksanaannya metode ini tidak jauh berbeda dengan metode langsung (direct) dimana guru menyajikan materi pelajaran langsung dalam bahasa asing menggunakan kosakata yang sangat dasar atau mudah tanpa diterjemahkan sedikitpun, kecuali dalam hal-hal tertentu di mana kamus dan bahasa anak didik dapat digunakan.
b)  Ciri Metode Natural ini antara lain :
Urutan pelajaran mula-mula diberikan melalui menyimak/mendengarkan (listening) baru kemudian percakapan (speaking), membaca (reading) menulis atau (writing) terahir baru gramatikal.
Pelajaran disajikan mula-mula memperkenalkan kata-kata yang sederhana yang telah diketahui oleh anak didik, kemudian memperkenalkan benda-benda mulai dari benda-benda yang ada di dalam kelas, dirumah dan luar kelas, bahkan mengenal luar negeri atau negara-negara asing terutama Timur Tengah.
Alat peraga dan kamus yang dapat digunakan sewaktu-waktu sangat diperlukan, misalnya untuk menjelaskan dan mengartikan kata-kata sulit dalam bahasa asing, dan memperbanyak perbendaharaan kata-kata atau memperkaya Vocabulary sebagai syarat utama menguasai bahasa asing.
Oleh karena kemampuan dan kelancaran membaca dan bercakap-cakap sangat diutamakan dalam metode ini maka pelajaran gramatikal (tata bahasa) kurang diperhatikan.
c)   Kebaikan metode ini antara lain :
Pada tingkat lanjutan metode ini sangat efektif, karena setiap individu siswa dibawa ke dalam suasana lingkungan sesungguhnya untuk aktif mendnegarkan dan menggunakan percakapan dalam bahasa asing.
Pengajaran membaca dan bercakap-cakap dalam bahasa asing sangat diutamakan, sedangkan pelajaran gramatika diajarkan sewaktu-waktu saja.
Pengajaran menjadi bermakna dan mudah diserap oleh siswa, karena setiap kata dan kalimat yang diajarkan memiliki konteks (hubungan) dengan dunia (kehidupan sehari-hari) siswa/anak didik.
d)  Segi kekurangan metode ini antara lain:
Siswa merasa kesulitan belajar apabila belum memiliki bekal dasar bahasa asing terutama pada pada tingkat-tingkat pemula, sehingga penggunaan/ pemakaian bahasa asli siswa tidak dapat dihindari. Dengan demikian tujuan semua dari metode ini untuk membaca dan bercakap-cakap selalu dalam bahasa asing sulit diterapkan secara murni, tapi harus diterapkan secara konsekuen.
Pada umumnya anak didik dan guru bersikap tradisional mengutamakan gramatika lebih dahulu daripada membaca dan percakapan sesuatu hal yang salah secara alamiah yang amat perlu diubah.
Pada umumnya pengajaran bahasa asing di sekolah-sekolah kita sangat terasa kekurangan macam-macam media/alat peraga yang diperlukan; yang sayangnya para guru harus aktif membuatnya. Guru yang kurang memiliki kemampuan dan pengalaman praktis dalam berbahasa asing merupakan faktor sulitnya diterapkan dan berhasil secara baik metode tersebut. Guru haruslah seorang yang aktif berbicara di dalam bahasa asing tersebut, barulah murid-muridnya akan mampu pula aktif di dalam belajar (praktek) bahasa.
9)      Metode Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan metode pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Metode ini juga berfokus pada keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik tidak lagi diberikan materi belajar secara satu arah seperti pada metode pembelajaran konvensional. Dengan metode ini, diharapkan peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan mereka secara mandiri. PBL juga memberi kesempatan peserta didik untuk mempelajari teori melalui praktek. Peserta didik bukan hanya perlu mencari konklusi tetapi juga perlu menganalisis data.
Dengan menggunakan pendekatan PBM ini, siswa akan bekerja secara kooperatif dalam kumpulan untuk menyelesaikan masalah sebenarnya dan yang paling penting membina kemahiran untuk menjadi siswa yang belajar secara sendiri (Hamizer, dkk, 2003).
Siswa akan membina kemampuan berpikir secara kritis secara kontinu berkaitan dengan ide yang dihasilkan serta yang akan dilakukan. Dalam melaksanakan proses pembelajaran PBM ini, Bridges (1992) dan Charlin (1998) telah menggariskan beberapa ciri-ciri utama seperti berikut:
1)   Pembelajaran berpusat dengan masalah.
2)   Masalah yang digunakan merupakan masalah dunia sebenarnya yang mungkin akan dihadapi oleh siswa dalam kerja profesional mereka di masa depan.
3)   Pengetahuan yang diharapkan dicapai oleh siswa saat proses pembelajaran disusun berdasarkan masalah.
4)   Para siswa bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran mereka sendiri.
5)   Siswa aktif dengan proses bersama.
6)   Pengetahuan menyokong pengetahuan yang baru.
7)   Pengetahuan diperoleh dalam konteks yang bermakna.
8)   Siswa berpeluang untuk meningkatkan serta mengorganisasikan pengetahuan.
9)   Kebanyakan pembelajaran dilaksanakan dalam kelompok kecil.
Jadi dari penjelasan dan metode-metode yang sudah dipaparkan diatas kita bisa dengan mudah membuat anak didik kita lebih bersemangat, aktif, tidak jenuh, enjoy dan lebih kreatif khususnya dalam bahasa inggris.
Dan untuk membuat anak didik lebih semangat , Hal atau tindakan yang paling ampuh yang bisa dilakukan oleh guru yaitu, memberikan skor pada anak didiknya karena kita sebagai guru atau pembimbing merupakan factor yang paling berarti dan paling berpengaruh dalam kesuksesan siswa sebagai pelajar. Dr. Georgi Lozanov menyatakan bahwa tindakan yang paling ampuh yang dapat kita lakukan untuk siswa adalah memberikan teladan tentang makna menjadi seorang pelajar.[4] Keteladanan, ketulusan, konguensi, dan kesipsiangan anda akan memberdayakan dan mengilhami siswa untuk membebaskan potensi yang dimiliki mereka sebagai pelajar.
Dari metode-metode diatas kita bisa memilih metode apa yang ingin kita terapkan dalam forum atau pembelajaran yang kita pimpin. Dan bahkan kita bisa menerapakan semua metode-metode diatas secara bergantian agar anak didik kita tidak jenuh dengan satu metode yang sudah sering kita pakai.
2.2. Penelitian Terdahulu Yang Relefan
Metode pembelajaran bahasa inggris yang kami terapkan dalam outbound sebenarnya untuk mencapai dan mewujudkan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dalam bahasa inggris, sehingga anak atau siswa tidak lagi jenuh dan bosan dalam  pelajaran bahasa inggris serta lebih bersemangat dalam proses pembelajaran karena ketika siswa aktif dan enjoy dalam peljaran, siswa tersebut akan bersemangat dan bahkan dari saking semangatnya dalam belajar, terkadang siswa sampai lupa dengan batas waktu pelajaran, mereka tidak sadar bahwa jam pelajaran sudah habis. Dan disini kami mengutip dari SKRIPSI kakak angkat kami yaitu:
Nama: Farida  judul skripsi: Pengaruh Pakem Terhadap Keberhasilan Belajar Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyyah Al-Azhar Kecammatan pegantenan Kabupaten pamekasan. jurusan tarbiyah, program studi  pendidikan pendidikan anak usia dini (PAUD) tahun 2012. Rumusan masalah, Apa yang dimaksud pakem? Bagaimana proses dan cara penerapannya? Bagaimana pengaruh pakem terhadap kemampuan anak dalam pelajaran fiqih?
Adapun hasil penelitian kakak angkat kami sama dengan penelitian yang kami lakukan Cuma bedanya kalau kami menggabungkannya dengan outbound sementara kakak kami tidak. Akan tetapi tujuan dari kami sama yaitu untuk menciptakan pembelajaran yang akatif, kreatif dan menyenangkan sehingga anak-anak kembali bersemngat untuk belajar.
Berikut ini adalah Konsep dan Prinsip Pembelajaran PAKEM
Seperti yang telah kita ketahui PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Kreatif  juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.  
Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja (tempat/posisi) diatur berkelompok serta siswa duduk saling ber-hadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan PAKEM.
            Jadi dalam pembelajaran bahasa inggris melelui outbound, sebenarnya bertujuan untuk menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga siswa tidak merasa bosan dan bersemangat dalam pelajaran bahasa inggris. Karena ketika anak didik bersemangat dan merasa senang dengan pelajaran, otak siswa akan lebih mudah berinteraksi dan peka dengan sekeliling sehingga siswa akan lebih imajinatif dan kereatif dalam berfikir dan belajar.
Ketika guru/pembimbing mampu membuat siswa senang, relex dan menikmati pelajaran (perasaan siswa senang),  maka hal tersebut akan membuat/memicu siswa berfiqir secara optimal.
2.3. Analisis Data
Ketika kami terjun kelapangan dan menerapkan metode pembelajaran melalui outbound, terbukti anak-anak sangat senang dan semangat untuk belajar.
Tapi kami manta maaf karena keterbatasan waktu kami tidak bisa mengapplikasikan semua metode yang kami cantumkan dalam makalah.

A.    Penerapan Metode Praktek Pola-pola kalimat pada siswa
Metode dasar ini cocok untuk dijadikan langkah awal dalam pembelajaran bahasa inggris. Penerapan terpenting metode ini ialah dengan melatih murid-murid secara praktek langsung mengucapkan pola-pola kalimat yang sudah tersusun baik oleh seorang guru/pembimbing.
Dan ketika kami menerapkan metode ini terbukti bahwa metode ini efektif untuk siswa pemula yang belajar bahasa inggris. Karena ketika kami menerapkan metode ini siswa yang asalnya merasa sulit dengan bahasa inggris perlahan-lahan mereka akan mengerti bahwa bahasa inggris tidak sesulit yang mereka bayangkan.
karena ketika pelajaran berlangsung menggunakan metode Praktek Pola-pola kalimat ini, mereka akan belajar cara berbicara dan cara mengucapkan lafad/kata-kata bahasa inggris. Pola-pola kalimat yang telah diberikan oleh guru pada murit akan dibaca oleh guru dengan baik, kemudian siswa-siswi disuruh untuk mengikuti bacaan dari guru/pembimbing. Setelah guru mengulang dan di ikuti oleh siswa dan guru sudah merasa anak didiknya sudah paham dengan pola-pola kalimat tersebut, maka guru akan menyuruh siswa satu-persatu membaca kembali kalimat-kalimat tadi. Dan disinilah siswa akan bersemangat dan merasa senang dengan pelajaran Karena ketika salah satu siswa disuruh untuk membaca pasti akan ada hal yang menggelikan/lucu dalam cara baca mereka, baik berupa kekeliruan cara baca atau yang lainnya seperti pronounsesen, intonasi dan lain sebagainya, sehingga dengan sendirinya akan membuat suasana lebih asik dan tidak tegang. Dan factor pendukung lainnya adalah pembelajaran yang dilakukan diluar kelas (outbound) karena ketika mereka diajak keluar kelas mereka akan mendapatkan suasana baru yang lebih segar dan penuh dengan sensasi baru.
Dan untuk lebih membuat siswa lebih bersemangat, alangkah baiknya kita memberikan appresiasi bagi siswa yang mampu membaca kalimat-kalimat dengan baik. Karena dengan adanya pemberian nilai pada siswa, siswa yang belum mendapat giliran akan berusaha untuk menyempurnakan cara baca kalimat-kalimat tersebut, dan dengan tanpa disadari mereka sudah belajar dengan giat dan bersemangat.
Setelah pembelajaran ini kita lanjudkan pembelajaran menggunakan metode diskraibing (menggambarkan sesuatu)

B.     Penerapan composing method dalam bahasa inggris pada siswa disekolah
Kita mungkin sudah tahu tentang Composing Method. Tapi disi kami akan mengulas sedikit. Composing Method adalah sebuah metode yang berfungsi untuk mengasah kemampuan mengingat kosakata yang telah mereka hafalkan serta membantu mereka dalam mengingat gramatikal yang pernah mereka pelajari dengan cara mengarang.
Ketika kami menerapkan metode ini dalam outbound Nampak bahwa metode ini sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa seperti: daya ingat (pada vocab-vocab yang telah mereka hafalkan), berbicara dan mengingat pelajaran grammar yang telah mereka pelajari. Karena ketika siswa/anak didik disuruh untuk mengarang sesuatu menggunakan bahasa inggris secara tidak langsung mereka akan membutuhkan kosakata dan cara menyusun kata per-kata menjadi kalimat. Dan ketika mereka sadar akan hal itu mereka akan mencoba bertanya pada teman, guru dan bahkan membuka kamus atau vocab yang mereka punya. Dan disaat itulah mereka akan memperoleh kosakata baru yang akan sulit mereka lupakan. karena ketika mereka mendapatkan kosa kata baru dengan melalui mengarang, mereka tidak akan cepat lupa dengan kosakata yang telah mereka dapatkan, karena ketika mereka ingin mendapatkan kosakata itu mereka akan mengingat/ membaca kata tersebut berulang-ulang. Seperti “apa ya bahsa inggrisnya  lingkungan?” maka disaat itu mereka akan selalu berfiqir/atau mengatakan kata “lingkungan” secara berulang-ulang, dan pada ahirnya kata itu akan mendarah daging dalam hati dan fiqirannya. Dan ketika mereka mengetahui bahasa inggrisnya lingkungan adalah “environment” mereka akan terus mengingat dan mengucapkan environment berkali-kali dan akan terus melekat dalam fiqiran mereka.
Dan untuk merealisasikan metode ini yang perlu kita lakukan adalah:
1.      Suruh siswa membawa kamus kecil/besar
2.      Bentuklah siswa sebagai partner
3.      Suruh siswa untuk mengarang sesuatu yang ada disekeliling mereka misalnya: lingkungan, sampah, kebun, tanaman atau sungai(berikan tema tapi temanya bebas).
4.      Suruh mereka berpencar untuk mencari bahan/hal yang akan mereka karang, tapi jangn terlalu jauh dari tempat asal.
Ketika penugasan ini sudah dilakukan maka disitulah kita bisa melihat seperti apa kemampuan siswa kita yang sebenarnya, serta kita bisa meliahat seperti apa keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas. Dan disaat itu pulalah kita akan melihat senyum dan canda anak didik kita ketika dilapangan dan mengerjakan tugas. Tapi walaupun kelihatanya mereka senyum-senyum dan bercanda bukan berarti mereka tidak serius karena terkadang keseriusan seseorang tidak bias dilihat dari satu sisi saja. Dan untuk membuktikan bahwa mereka serius dalam mengerjakan tugas, kita bisa melihat hasil karangan mereka ketika dikumpulkan.

C.    Penerapan Metode Percakapan (Conversation Method) pada siswa disekolah
adalah mengajarkan bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Arab atau bahasa-bahasa lainnya yang cara langsung mengajak murid-murid bercakap-cakap/berbicara di dalam bahasa asing yang sedang diajarkan ini. Tentunya dimulai dengan kata-kata atau kalimat-kalimat atau ungkapan-ungkapan yang biasa berlaku pada kegiatan-kegiatan sehari-hari, seperti : Good Morning, How are you? What are you doing? Can you speak English? Dan sebagainya.
Metode ini sangat efektif untuk anak didik yang punya tingkat pemula maupun pengembangan. Karena metode ini mengajarkan anak didik untuk mengetahui cara baca, dan mengucapkan sebuah kalimat.
Ketika kami menerapkan terbukti anak-anak antusias untuk mengikuti pelajaran bahasa inggris melalui metode ini karena mereka merasa mempunyai pandangan baru bahasa inggris. Karena ketika pelajaran ini berlangsung, kami sambil memberikan arahan dan pandangan baru yang lebih mudah dalam belajar bahasa inggris.
Disini kami membuktikan bahwasanya bahasa inggris itu tidak seperti yang mereka fiqirkan, contohnya ketika mereka mengatakan bahwa cara baca bahasa inggris itu sangat sulit, kemudian ketika kami memberikan pemahaman dan cara membaca serta contoh-contohnya, mereka mulai mengerti bahwa bahasa inggris tidak sesulit yang mereka bayangkan. Contohnya BOOK kami bilang pada mereka bahwa kalau ada dua “O” bergabung maka harus dibaca “U” maka BOOK=BUK dan LOOK=LUK.
Jadi kalau sekang kita melihat anak didik kita setelah kita memberi metode pembelajaran yang mudah, efectif dan menyenangkan, seperti metode guessing words, describing things, dll. mungkin sudah mulai berbeda dari pada hari-hari sebelumnya, mulai dari semngat, minat dan kemampuan mereka dalam bahasa inggris. Dan itu semua karena metode dan penerapannya yang tepat.


D.    Penerapan guessing/conecting words method pada siswa/disekolah
Seperti yang telah kita ketahui bahwa metode ini Adalah metode permainan menyambung kata yang sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bahasa inggris. Metode ini digunakan untuk mengasah kemampuan otak dan ingatan anak terhadap kosakata-kosakata yang telah mereka hafalkan.
Metode ini berfungsi untuk meningkatkan semangat anak untuk belajar bahasa inggris serta berfungsi untuk meningkatkan kemampuan anak khususnya dalam kepekaan, kekuatan mengingat dan kerespekan anak dalam menebak/menyebutkan kata tersebut.
Dan ketika kami menerapkan metode ini sungguh luar biasa hasil yang kami dapatkan. Semangat anak/siswa sangat bagus mereka sangat antusias untuk mengikuti pelajaran bahasa inggris dengan menggunakan metode ini. Karena metode ini sanagt mudah, efektif, menyenangkan dan tidak memberatkan serta tidak membuat anak tertekan/down. Apa lagi ketika pelajaran menggunakan metode ini dan dipadukan dengan outbound, di terapkan banyak anak-anak bilang “kenapa kita tidak belajar bahasa inggris seperti ini dari dulu?” dan mendengar kata tersebut kami tahu bahwa mereka sangat menikmati dan senang belajar bahasa inggris menggunakan cara seperti ini.
Karena bukanhanya anak/siswa saja yang merasa semangat seakan-akan semangat mereka masuk kedalam diri kami sehingga membuat kami lebih bersemangat untuk mendidik mereka agar menjadi anak yang berprestasi dan berguna bagi bangsa dan Negara.
Bukan itu saja kegembiraan dan kesemangatan mulai meningkat ketika mereka bisa menjawab/menyebutkan kata dengan tepat sehingga mereka lolos dari hukuman. Bahkan dari saking bahagianya mereka sampai melompat-lompat kegirangan. Tapi bukan hanya itu saja ada juga yang karena saking dekdekannya karena mendapatkan soal secara tiba-tiba, mereka tidak bisa berkata apa-apa seperti bayi. Tapi anehnya walaupun mereka mengaku dekdekan, mereka masih bisa tertawa gembira. Dengan kata lain mereka gemetar, dekdekan, bingung tapi sambil tertawa/senyum. Menurut kami ini adalah reaksi baru yang tidak bisa kami simpulkan.
Tapi ternyata ketika pelajaran selesai dan kami bertanya pada mereka mereka mengaku sanagat puas dengan pelajaran bahasa inggris hari ini. Dan mereka juga berkata “kapan kakak mau mengajar lagi ke sekolah ini?”
Dan dari perkataan/pertanyaan tersebut bisa kita simpukan bahwa kesemangtan dan minat mereka untuk belajar bahsa inggris sudah kembali bahkan sudah meningkat.

E.  Penerapan discribing things method pada siswa/disekolah
Seperti yang telah kami uraikan diatas Describing Things Method merupakan  metode yang insyaallah mampu untuk mengasah imajinasi, kepekaan otak, kemampuan speaking dan kekreatifan dalam berfikir dan mengolah kata yang dimiliki oleh siswa dengan cara menggambarkan suatu benda oleh satu siswa kepada siswa atau teman-teman lainnya agar teman-temannya bisa menebak benda yang sedang digambarkan oleh seorang siswa tersebut.
Metode ini bisa dipakai dalam kelas atau dimana saja tapi ketika dalam pelajaran khususnya bahasa inggris. Metode ini akan lebih efektif jika digunakan dalam outbound (luar kelas) dalam bentuk kompetisi. Disamping itu guru/pembimbing menyiapkan kartu yang telah diberi satu kata didalamnya seperti “gunung, kelinci, ular, dan yang lainnya.
Untuk melaksanakannya, Pertama kita bentuk kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 5-9 anak. Kemuadian masing-masing anak dimasukan ke dalam kelompoknya masing-masing. Setelah itu semua kelompok dikumpulkan untuk menjadi lingkaran besar, setiap kelompok memiliki ketua yang nantinya ketua akan menggambarkan sebuah benda pada kelompoknya dan disaksikan oleh kelompok- kelompok lain. Dan diahir kompetisi ini soal akan digambarkan langsung oleh guru sendiri dimana sistemnya “siapa cepat dia dapat” artinya adu cepat.
Dan ternyata ketika kami menerapkan metode ini kami terkejut dengan hasil yang kami dapatkan karena semangat dan minat siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa inggris ini, ternyata diluar perkiraan kami.
Anak-anak belajar bahsa inggris dengan enjoy, senang dan dengan semangat yang bembara. Karena ketika pembelajaran bahasa inggris dengan metode ini, anak-anak  menunjukan semngat dan kemampuan mereka yang paling besar (yang paling top) karena mereka harus berusaha untuk menjadi pemenang dan mampu memperahankan kelompoknya agar tidak gugur dalam perlombaan.
Dan untuk bisa menjadi pemenang mereka harus mengerahkan seluruh kemampuan bahasa inggris mereka (kecakapan bicara, kecerdasan, kepekaan pengalaman dan ketelitian serta imajinasi) untuk menyingkirkan lawan-lawan mereka. Karena ketika soal (berupa sebuah kata) diberikan kepada ketua kelompok maka ketua harus menggambarkannya kepada kelompoknya agar kelompoknya bisa menebak kata yang dimaksud oleh ketua(tanpa menyebutkan benda tersebut). Karena apabila kelompoknya tidak bisa menjawab/menebak benda tersebut, maka jawaban/kesempatan menjawab akan dilempar pada kelompok lain. Dan kalau hal itu terjadi maka kelompok tadi akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan poin tambahan.
 Karena setiap kelompok tidak mau kehilangan kesempatan untuk menjawab dan mereka tidak mau dikalahkan, mereka akan berusaha mengerahkan seluruh kemampuan mereka untuk menjawab soal tersebut. Dan disaat itulah suasana yang menegangkan, penuh rasa takut dikalahkan dan perasaan-perasaan lain akan bersatu padu, tapi tetap asik dan menyenangkan. Dan disinilah keceriaan, kesemangatan serta potensi anak akan muncul dan akan Nampak pada kita.














III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sebenarnya factor kemalasan anak untuk belajar bahasa inggris bukanlah karena mereka tidak mempunyai kemampuan tapi karena kesalahan metode pembelajaran yang diterapkan oleh seorang guru atau kesalahan penerapan suatu metode dalam pembelajaran (metodenya sudah benar tapi proses penerapannya salah). dan yang kedua karena kekurang-sabaran guru/pendidik yang memberikan pelajaran sehingga kebanyakan guru marah-marah pada muritnya dan akibatnya siswa enggan atau malas untuk mempelajari bahasa inggris.
Sebenarnya mereka sudah punya potensi yang sangat bagus yang tidak pernah diketahui oleh para guru, dan itu terbukti ketika kami menerapkan pembelajaran bahasa inggris dengan metode-metode yang aktif, efektif dan menyenangkan yang kami padukan dengan outbound. Seperti guessing mothod,  describing words method dan metode-metode lain yang telah kami paparkan diatas.
Jadi dengan pengolahan dan kolaborasi metode-metode yang benar akan mampu membangkitkan dan menambah semangat siswa untuk belajar bahasa inggris serta membuat anak lebih kreatif, aktif, dan imaginative. Bukan Cuma itu saja penerapan metode ini terbukti bisa meningkatkan kemapuan siswa dalam bahasa inggris.
Dan yang paling penting, metode ini (yang dikolaborasikan dengan outbound) telah meruntuhkan dan menghancurkan pandangan negative/miring anak terhadap bahasa inggris, serta telah membangkitkan dan menumbuhkan semangat baru untuk belajar bahasa inggris.
3.2  Saran
Marilah kita menyadarkan teman, anak didik dan masyarakat kita akan pentingnya bahsa inggris di era modern ini, dan marilah kita juga menghapus pandangan negatif terhadap bahasa inggris dengan menunjukkan dan membuktikan (menggunakan metode pembelajaran seperti diatas) bahwa bahasa inggris tidak sesulit dan tidak membosankan seperti yang selama ini mereka fiqirkan, agar mereka tidak lagi trauma dan kembali bersemngat dalam belajar bahasa inggris.
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito
Ibrahim R, Syaodih S Nana. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Aunurrahman. 2009. Belajar dan pembelajaran. Bandung. alfabeta
Nasution. S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada
Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Uno, B. Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Yamin, Martinis. 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.
Slavin, R.E.. Educational Psychology: Theory and Practice. (Sixth Edition. Boston: Allyn and Bacon 2000),
Surya Dharma, MPA., Ph.D, (2008) Pendekatan, Jenis, Dan Metode Penelitian Pendidikan : Jakarta



[1] Aunurrahman, hlm. 44-46
[2] Ausubel : Teori Belajar Bermakna

[3] Untuk listening kita bias menggunakan hp, laptop dan lain-lain.
[4] Lozanov 1979
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar